BERITA OLAHRAGA BERITA PERISTIWA BERITA UNIK

Kontroversi Piala Dunia 2022 Qatar

Kontroversi Piala Dunia 2022 Qatar

PELANGI SLOT – Rivalitas Mohammad bin Hammam dan Sepp Blatter dalam kontestasi pemilihan Presiden FIFA pada 2011 menjadi kontroversi pertama didapuknya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Hammam dituduh melakukan suap kepada pejabat sepak bola Afrika agar memilih Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Namun, Hammam menyangkal dan menganggap apa yang dilakukannya bukanlah suap. Dia akan membuktikan tuduhan tersebut tidak beralasan.

“Saling memberi hadiah adalah hal yang biasa dilakukan di FIFA dan bertukar hadiah dengan pengurus FIFA seharusnya tidak dikategorikan sebagai upaya melakukan suap,” kata Hammam kepada Sky Sport.

Hammam akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari pencalonan sebagai Presiden FIFA seiring dengan mencuatnya isu itu ke publik.

“Saya sedih melihat kenyataan sekarang dan ini merupakan harga mahal, adanya degradasi reputasi FIFA. Ini bukan sesuatu yang ada dalam pikiran saya untuk FIFA dan ini tidak dapat diterima. Dengan alasan inilah saya umumkan mundur dari rencana mengikuti pemilihan ketua,” kata Hammam menegaskan.

Mohamed Bin Hammam dan Sepp Blatter saat bertemu kembali di Piala Dunia 2022 Qatar setelah disanksi FIFA akibat skandal suap pada 2011. (VOA/AP)

Otoritas Qatar pun menganggap itu hanya isu politik dalam kontestasi pemilihan Presiden FIFA. Sebab, Hammam tidak punya peran resmi dalam mendukung penawaran sebagai tuan rumah dan selalu bertindak independen dari kampanye Qatar sebagai tuan rumah.

Kontroversi terus berlanjut. Human Rights Watch memaparkan temuannya mengenai isu minimnya kesejahteraan dan kematian buruh migran yang membangun fasilitas pendukung bagi Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Kabarnya, ada ribuan buruh yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja. Namun CEO Piala Dunia 2022 Qatar Nasser Al Khater membantah. Hanya tiga pekerja yang meninggal dunia dalam proyek Piala Dunia 2022. Dia justru menganggap media terlalu melebih-lebihkan dan hanya fokus ke hal-hal negatif.

BACA JUGA – Gadis 16 Tahun Dihamili Kekasihnya Yang Berusia 45 Tahun

“Angka ini (kematian tiga pekerja) diberikan kepada mereka berkali-kali tetapi sayangnya mereka tidak mempublikasikannya,” ucap Nasser dilansir dari media Qatar The Peninsula pada 11 November lalu.

Hingga saat ini, meski Piala Dunia sudah berlangsung, kontroversi tetap berembus kencang. Pelarangan kebebasan individu, khususnya hak-hak LGBT menjadi sorotan tajam. Federasi sepak bola dan para pemain dari sejumlah negara melakukan protes terkait ini baik di luar maupun dalam lapangan.

timnas jerman

Sebagai negara muslim, Qatar memang mengharamkan perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Tak ada larangan untuk mereka datang ke Qatar menyaksikan laga Piala Dunia, tetapi tidak boleh ada aktivitas dan kampanye mengenai ini.

“Jika Anda ingin mengungkapkan pandangan Anda mengenai LGBT, lakukanlah dalam masyarakat yang bisa menerima hal itu. Jangan datang dan menghina seluruh masyarakat [kami]. Kami tidak akan pindah agama [hanya karena Piala Dunia] selama 28 hari,” ucap Kepala Keamanan Piala Dunia 2022 Abdullah Nasari seperti dikutip dari Sports Ration.

Dengan sederet kontroversi tersebut, tak salah bila ada yang menganggap Piala Dunia 2022 Qatar tak lagi hanya menyoal sepak bola tetapi sarat muatan politik.

Dimana pun lokasinya, sepak bola harusnya menjadi kebahagiaan dan wadah persatuan bukan ajang pertarungan kepentingan politik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.