BERITA UNIK

Lamborghini yang Digeber Ternyata Nunggak Pajak Rp 100 Juta Lebih

SITUS TERPERCAYA Lamborghini yang Di geber Ternyata Nunggak Pajak Rp 100 Juta Lebih Baru-baru ini viral seorang pengendara Lamborghini Aventador menggeber mobilnya yang bising di komplek perumahan. Pengemudi Lamborghini itu tak terima saat di tegur warga.
Peristiwa ini terjadi di perumahan Taman Polonia, Medan, Sumatra Utara. Seorang pengemudi Lamborghini Aventador terlihat menggeber-geber mobil hingga terlihat letupan api yang keluar dari knalpot.

Suara menggelegar dari mesin V12 naturally aspirated 6.5 liter memekakkan telinga. Supercar Lamborghini Aventador itu di geber saat malam hari sehingga memicu emosi warga di komplek perumahan tersebut.

mesin V12 Lamborghini Aventador cukup buas. Mobil itu itu mampu menyemburkan tenaga hingga 740 daya kuda pada 8.400 rpm dan torsi 690 Nm pada 5.500 rpm.

Lamborghini yang Digeber Ternyata Nunggak Pajak Rp 100 Juta Lebih

Berdasarkan narasi yang di beritakan CNN Indonesia TV, warga yang emosi kemudian mengejarnya hingga ke gerbang komplek. Keributan pun berlanjut hingga nyaris adu jotos, namun perkelahian tak berlanjut karena di lerai oleh petugas keamanan komplek.

Menurut keterangan warga aksi geber knalpot ini bukan kali pertama terjadi. Pengendara mobil juga di ketahui bukan penghuni komplek, dia hanya sering berkunjung ke rumah mertuanya.

Dari rekaman video yang beredar viral, mobil itu memiliki nomor polisi B 35 ST. Ditelusuri dari situs Data Kendaraan dan Pajak Kendaraan Bermotor Provinsi DKI Jakarta, pelat nomor tersebut benar terdaftar sebagai Lamborghini Aventador berkelir oranye. Namun, status pajak mobil dengan nopol B 35 ST itu ternyata sudah habis masa berlakunya.

Baca Juga : Kemenangan Besar Lainnya Hanya di PelangiSlot

Berdasarkan informasi dari Data Kendaraan dan Pajak Kendaraan Bermotor Provinsi DKI Jakarta, pajak Lamborghini Aventador tersebut sudah jatuh tempo sejak 25 Februari 2021. Pemilik Lamborghini itu pun harus membayar pokok pajak beserta dendanya yang mencapai lebih dari Rp 100 juta.

Sementara itu, Instruktur Keselamatan Berkendara Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan godaan memacu supercar memang tinggi dan biasa terjadi. Tak dimungkiri, raungan mesin dibalut suara knalpot yang menggelegar jadi kombinasi prestige saat mengendarai supercar. Tapi selain pengetahuan dan keterampilan (hardskill), hal yang tak kalah penting ialah soft skill.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.