3 Pemain Asal Asia Tenggara di Turnamen Dota 2 The International 2019
BERITA HIBURAN

3 Pemain Asal Asia Tenggara di Turnamen Dota 2 The International 2019

3 Pemain Asal Asia Tenggara di Turnamen Dota 2 The International 2019

PELANGISLOT –  Benua Asia menjadi wilayah yang paling mendominasi perwakilan pemain di Turnamen Dota 2 The International 2019. Total ada 40 roster dari berbagai negara di Asia.

China merupakan negara dari Asia yang pemainnya banyak berpartisipasi di The International 2019, yakni sebanyak 18 roster. Negara kedua yang memiliki wakil pemain terbanyak dalam ajang tersebut adalah Filipina.

Itu artinya, jumlah pemain dari Asia Tenggara berada di bawah Asia Timur. Dari Asia Tenggara ada 16 pemain, dengan perincian 9 dari Filipina, 5 dari Malaysia, Singapura, dan Thailand masing-masing satu orang. PELANGISLOT

Ada beberapa pemain dari Asia Tenggara yang dianggap memiliki kontribusi lebih untuk timnya. Kali ini Pelangi Slot akan memilih tiga pemain dari Asia Tenggara untuk dibahas.

Berikut Bola.com rangkum dari Liquipedia tiga pemain dari Asia Tenggara yang berkiprah di Turnamen Dota 2 The International 2019.

Anucha Jirawong

Pemain pertama ialah Anucha Jirawong. Roster yang lebih dikenal sebagai Jabz itu merupakan pemain berkewarganegaraan Thailand.

Jabz mengawali karier di dunia Dota saat bergabung tim lokal, Everlast.GameFilling dan Signature.Trust.

Kemudian pada 2016 Jabz menuju ke Team Faceless. Jabz bermain selama 10 bulan bersama Team Faceless.

Setelah itu, ia bergabung dengan Mineski. Sejak pindah, Jabz telah menjadi bagian penting dari Mineski, dan merupakan satu di antara pemain support terbaik di wilayah Asia Tenggara.

Dia telah memenangkan PGL Open Bucharest 2017. Selain itu, ia juga tampil pada Dota 2 Asia Championships 2018 untuk pertama kalinya.

Pada The International 2019, Jabz bermain untuk tim Fnatic. Namun, tim Fnatic tereliminasi setelah kalah dari Team Liquid di round 1 lower bracket.

Daryl Koh Pei Xiang

Roster kedua ialah Daryl Koh Pei Xiang atau yang lebih dikenal dengan iceiceice. Ia merupakan pemain Dota terkenal setelah memenangkan ESWC Paris dan CAPL.

StarCraft II menjadi gim yang pertama iceiceice mainkan, yakni pada 2010 hingga 2011. Lewat gim StarCraft II, roster berusia 29 tahun tersebut pernah meraih runner up di Blizzard SEA Invitational.

Namun, ia menyerah bermain Starcraft 2 secara kompetitif karena wajib militer serta kurangnya kompetisi Starcraft II di Asia Tenggara.

Pada Agustus 2011, iceiceice membuat langkah pertamanya di kancah kompetisi Dota 2 saat berpartisipasi di The International 2011 bersama Scythe Gaming.

Saat ini, iceiceice bermain untuk Fnatic bersama Jabz. Namun, keduanya tidak bisa memberikan yang terbaik pada perhelatan The International 2019 lantaran Fnatic harus tersingkir di round 1 lower bracket.

Yeik Nai Zheng

Pemain ketiga dari Asia Tenggara ialah Yeik Nai Zheng. Roster yang lebih dikenal sebagai MidOne itu merupakan pemain asal Malaysia.

MidOne merupakan satu di antara pemain Dota terbaik. Pada Juli 2017, MidOne menjadi pemain Asia tenggara yang memiliki rating match-making (MMR) 10.000 poin.

Hal tersebut, membuat MidOne menjadi orang Malaysia pertama yang mencapai peringkat tinggi di foreign charts.

Saat bermain Dota, MidOne berperan sebagai Solo Midle. Hero yang menjadi andalannya adalah Ember Spirit, Invoker dan Monkey King.

Pada turnamen Dota 2 The International 2019, MidOne bermain untuk Team Secret. Tim yang dibela MidOne juga masih berpeluang mendapatkan Aegis of Champions pada ajang tersebut

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.