Diyakini Mengandung Sihir Sungguhan, SD di AS Larang Buku Harry Potter
PELANGISLOT – Novel-novel Harry Potter termasuk buku paling laris di dalam dunia literatur. Sayangnya, kemunculan kisah penyihir berkacamata itu juga mengundang kontroversi yang tak kunjung usai.
Lebih dari satu dekade setelah buku terakhirnya terbit, Harry Potter masih juga menuai kontroversi. Kali ini sebuah sekolah dasar di Amerika Serikat melarang peredaran novel-novel karangan J.K. Rowling di lingkungan sekolah. Mereka mengklaim bahwa buku-buku tersebut mengandung mantra dan sihir asli.
Pihak Sekolah Mencurigai Adanya Sihir
Menurut artikel lansiran Pelangi Slot , sekolah yang terletak di Nashville, Tennessee itu meminta agar perpustakaan sekolah melarang tujuh seri novel Harry Potter. Langkah ini diambil setelah pihaknya berkonsultasi dengan beberapa pengusir setan di Amerika Serikat dan Italia.
“Buku-buku ini menyajikan sihir baik dan jahat, yang adalah tidak benar, faktanya ini adalah muslihat yang pintar,” kata pastor Dan Reehil dari St. Edward Catholic School, seperti dilansir New York Post).
Bisa Mendatangkan Roh Jahat
Reehil mengklaim bahwa mantra dan sihir dalam novel tentang remaja penyihir itu sesungguhnya adalah nyata.
“Ketika dibaca oleh manusia, berisiko membawa roh-roh jahat ke hadapan orang yang membaca teksnya,” kata Reehil dalam surel yang diterima orangtua murid di sekolah itu.
Kejadian ini mendapatkan sorotan dari Rebecca Hammel, pengawas sekolah dari Keuskupan Nashville mengatakan bahwa kebijakan itu adalah hak dari pastor tersebut.
“Setiap pastor memiliki otoritas kanonik untuk membuat keputusan seperti itu di sekolah parokinya,” kata Hammel pada media setempat. Namun, dia mengatakan bahwa gereja Katolik tidak memiliki posisi terkait hal itu. Hammel menambahkan, serial tersebut tetap ada di sekolah-sekolah lainnya.
Dituding Menistakan Agama di Polandia
Serial Harry Potter memang kontroversial sejak awal kemunculannya. Beberapa kelompok agama menyatakan bahwa novel ini merujuk pada ajaran setan dan okultisme.
Pada April lalu, sekelompok imam Katolik di Polandia membakar buku-buku ini karena dianggap sebagai penistaan agama. Sementara pada 2002, mengutip BBC, pemerintah Uni Emirat Arab juga melarang sekolah-sekolah untuk mengedarkan novel tersebut karena dianggap bertentangan dengan nilai-nilai agama.